Minggu, 05 Mei 2013

MENGATASI TRAUMA PADA ANAK USIA DINI


Senin, tanggal 04 Maret 2013, kami kedatangan murid baru. Namanya Danial (umur 4 tahun lebih), rumahnya di kecamatan Rogojampi.
Hari Pertama masuk di lingkungan sekolah Danial menjerit-jerit seperti ketakutan, apalagi jika teman-temannya yang lain bernyanyi dengan suara keras. Dia spontan akan menjerit dan menutup kedua telinga dengan telapak tangannya. Hari pertama cukup setengah jam saja di sekolah. keesokan harinya datang lagi dan tetap menjerit-jerit setiap mendengar suara keras entah dari suara temannya, mik pengeras suara ataupun lagu-lagu dari sound system.
Untungnya orang tuanya benar-benar mendukung perkembangan putranya. Beliau menceritakan latar belakang Daniel sampai trauma terhadap bunyi-bunyi dengan volume yang keras. Pada waktu Danial masih kecil, keluarganya menempati rumah baru di kawasan perumahan yang masih banyak pembangunan di sekitarnya. Hampir setiap hari dia mendengar tukang bangunan membelah keramik lantai dengan mesin pemotong. Danial selalu rewel jika mendengar bunyi-bunyi bising tersebut, lama-kelamaan membuat dia sulit untuk beradaptasi di lingkugan yang ramai. Selain itu dia selalu minta ditunggu oleh orang tua maupun pengasuhnya.
Setelah mendapatkan data yang cukup, kami dewan guru di paud cerdas berembug untuk bisa membantu Danial mengatasi traumanya. Upaya lahir maupun batin kami lakukan, anak-anak paud kami bujuk untuk mau mendekat dan mengajaknya bermain atau bercakap-cakap. Guru yang mendampingi kami gilir bergantian supaya dia terbiasa berhadapan dengan banyak orang. Tak lupa guru2 kami minta mendoakan setiap habis sholat dan kedua orang tuanya kami minta untuk banyak2 membaca surat An-Nasyirah. Penggunaan sound system untuk sementara kami hentikan. Baris, senam dan pengajian ibu-ibu sementara berlangsung tanpa pengeras suara.
Setelah rewelnya mulai berkurang, Pelahan-lahan kami kenalkan Danial dengan suara2 yang membuat dia takut. Kami ajak dia memencet bel sekolah, Mendekatkannya pada mik dengan volume yang telah dipelankan dll.
Minggu ke 1 Alhamdulillah sudah mampu bertahan di sekolah sampai jam 10 walaupun terkadang masih ada rewelnya.
Minggu ke 2 Alhamdulillah sudah mampu menghafal lagu2 di sekolah dan berhitung, tapi belum mau berteman.
Minggu ke 3 Alhamdulillah sudah tidak ditunggu olah orang tuanya, dan mulai bermain bel sekolah dan pengeras suara.
Minggu ke 4 Luar biasa, Danial sudah bisa tertawa, bisa memimpin baris teman-temannya. tapi belum mau masuk kelas.
Memasuki bulan kedua di Paud cerdas daniel sudah menampakkan perkembangan yang luar biasa baik di rumah dan disekolah. mau bergabung dengan teman2 yang lain.

Kesimpulan :
- Untuk mengatasi trauma pada anak diperlukan niat dan kerjasama yang sungguh-sungguh dari semua pihak, orang tua, guru, dan lingkungannya baik di sekolah maupun di rumah.
- Mengetahui penyebab trauma sangat penting sebagai pijakan penanganan.
- Semakin dini usia penanganan maka hasil yang dicapai juga akan semakin bagus.
- Do'a tulus dari orang tua dan guru akan sangat membantu perkembangan anak-anak didik kita.


Danial (memakai kaos) sudah dapat menikmati suasana di sekolah

Trimakasih kepada keluarga Danial yang telah menyekolahkan Danial di PAUD Cerdas, sekalipun sekolah kami sekolah sederhana. Kehadirannya membuat kami tambah percaya diri dan yakin pada kemampuan kami dengan pertolongan dan Izin dari Allah SWT. Semoga kelak dapat menjadi anak yang berguna bagi agama, keluarga dan negara. Amien