Selasa, 27 Maret 2012

MENDAMPINGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI PAUD INKLUSIF Cerdas (edisi 1)

Pada bulan Juli tahun 2009, ada seorang murid baru di Paud Cerdas. Anak laki-laki berumur 3 tahun bernama Sandy. Dia belum bisa berbicara dan terlihat cuek terhadap sekelilingnya. Keluarganya mengira hal tersebut hanyalah keterlambatan perkembangan bicara biasa saja, seperti faktor keturunan dll, akan tetapi setelah diperiksa lebih lanjut ternyata anak ini mengalami gangguan pendengaran. Singkat cerita menurut sokter yang menangani Sandy mengalami gangguan pada pendengaran 125 desibel. sejak saat itu mulailah dia kesekolah memakai alat bantu dengar di telinganya.

Awalnya ibunya merasa was-was berada di sekolah seperti PAUD Cerdas, tapi kami berusaha meyakinkan dan mengajak beliau untuk mau bekerjasama dengan kami.
Alhamdulillah seiring berjalannya waktu, banyak perkembangan telah diraih oleh Sandy, dia sudah bisa membaca, bisa berkomunikasi tanpa bahasa isyarat walaupun kurang jelas melavalkan huruf tapi cukup bisa dipahami oleh orang lain.

Bulan berikutnya masuklah Amel, anak yang cukup lincah tapi mengalami kesulitan berbicara karena adanya kelainan pada lidahnya. Rasa ingin tahu dan keinginan mencoba terhadap sesuatu yang baru cukup tinggi. Sekarang amel sudah ada di kelas B3. semoga maju terus ya sayang pantang menyerah.

Bulan Februari 2011, Saif ikut bergabung di Paud Cerdas, Saif teridentifikasi Cerebral Palsy. pada awal masuk Saif terlihat sangat tidak percaya diri dan lemah fisiknya. setelah beberapa waktu, pelan tapi pasti banyak perkembangan yang telah diraih oleh Saif. mulai belajar berdiri, belajar duduk di kursi, belajar mengenal huruf dan belajar berkomunikasi dg orang lain.


AMEL, sedang tersenyum

Banyak sekali pengalaman berharga mengelola PAUD Inklusif, sekitar 11 anak teridentifikasi berkebutuhan khusus di PAUD Cerdas. Kami bersyukur karena bisa mengajarkan kepada anak-anak normal, bahwa ada teman yang diberikan kekurangan dan ada di dekat mereka. Mereka bisa menerima dengan wajar dan mendukung perkembangan teman yang berkebutuhan khusus. Disisi lain bagi anak ABK, mereka merasa tidak ada perbedaan dengan anak-anak lain yang normal. mereka juga bisa merasakan suka duka di sekolah yang sama.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar